
Setelah Imah meninggal dunia secara tiba-tiba, Nawawi menjadi kepala rumah tangga dengan berusaha mengisi kekosongan yang ditinggalkan Imah dalam mengasuh kedua anaknya, Dinar dan Adi. Namun, usaha Nawawi tidaklah mudah karena yang merasakan goncangan kehilangan Imah bukan hanya kedua anaknya, tetapi juga dirinya sendiri, sehingga ketiganya sudah ada dan terbiasa bergantung pada sosok Imah pun menjadi sulit dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.